Jakarta: Direktur Eksekutif CSIS Indonesia Yose Rizal Damuri menilai kebutuhan energi untuk pusat data (data center) terus meningkat. Peningkatan ini dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan atau AI.
Yose mengatakan kebutuhan energi global untuk data center bisa meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun mendatang. Kondisi tersebut juga berpotensi terjadi di Indonesia yang masih berada pada tahap awal pembangunan data center.
“Pertumbuhannya akan besar dan harus dapat dipenuhi agar tetap green,” ujarnya dalam acara Diseminasi Publik Green Data Centers, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Ia menekankan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan untuk mendukung pembangunan pusat data berkelanjutan.
Yose mencontohkan beberapa perusahaan besar yang mulai mencari sumber energi lebih efisien. Salah satunya, Google yang mengembangkan data center orbital untuk memanfaatkan energi matahari secara langsung.
Sementara itu, Ko-Provos 2 Universitas Prasetiya Mulya, Stefanus Wisnu Wijaya, mengatakan hasil studi kolaboratif tentang potensi green data center di Indonesia. Studi ini melibatkan Universitas Prasetiya Mulya, CSIS Indonesia, Tenggara Strategics, UMBRA, dan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI).
Menurut Wisnu, Indonesia memiliki jumlah pengguna internet jauh lebih besar dibanding Singapura dan Malaysia. Namun kapasitas data center nasional masih tertinggal dari dua negara tetangga tersebut.
Dalam pemaparannya, ia menyebutkan empat pilar utama penentuan lokasi green data center yang ideal di Indonesia. Pilar itu mencakup akses energi bersih, infrastruktur konektivitas, lingkungan berkelanjutan, serta faktor sosial-ekonomi.
Hasil studi menunjukkan, Jakarta dan Batam menjadi lokasi paling potensial untuk pembangunan green data center. Kedua wilayah memiliki infrastruktur kuat, konektivitas tinggi, serta dukungan kebijakan pemerintah yang baik.
Selain itu, Wisnu menambahkan, pentingnya upaya kolaborasi antara ekosistem dan industri digital untuk masa depan Indonesia. “Dengan sinergi yang tepat, Indonesia bisa memimpin industri green data center di Asia Tenggara,” ujarnya. Dikutip rri.co.id