Indonesia Watercolor Summit (IWCS) 2025 kembali menggelar pameran seni watercolor internasional di dua kota sekaligus, yaitu Jakarta dan Bali. Pameran ini menjadi ajang penting bagi para seniman dan pecinta seni untuk mengeksplorasi lukisan watercolor dari berbagai negara.
Di Jakarta, pameran berlangsung di Museum Art:1 pada 31 Oktober hingga 10 November 2025. Selanjutnya, rangkaian pameran dilanjutkan di Bali pada 6–11 November 2025. Kurator acara, Anna Sungkar, menghadirkan karya seniman dari enam negara, termasuk Australia, Kanada, Chile, Iran, Rusia, dan Indonesia.
Partisipasi Seniman Internasional dan Indonesia
Beberapa seniman internasional yang ikut serta antara lain Amie Dupuy (Australia), Javid Tabai (Kanada), Julia Camara (Chile), Sareh Mohebeian (Iran), dan beberapa seniman Rusia seperti Eugeniya Kostikova dan Maksim Mishin. Dari Indonesia, seniman seperti Nanang Widjaja, Sitok Srengenge, Icka Gavrilla, Dony Hendro Wibowo, Veynie Vokke, Nurul Ula Sayyidatunnisa, dan Syakieb Sungkar ikut meramaikan pameran ini.
Koleksi lukisan yang dipamerkan beragam, mulai dari lukisan laut dan kapal, pasar dan kota bersejarah, hingga potret kontemporer penuh warna serta karya yang menampilkan dinamika kuda dan tradisi Asia Tengah. Semua karya menggunakan media watercolor sebagai bahasa visual utama.
Eksplorasi Tema Air dan Kota Bersejarah
Beberapa karya menonjolkan tema air dan laut. Misalnya, karya Anastasia Petryaeva bertajuk Vacation dan Turquoise Dream, menampilkan air sebagai ruang rekreasi dan sumber kedamaian. Maksim Mishin dengan karyanya Trubezh River menunjukkan air sebagai medium metafora eksistensial.
Selain itu, pameran ini juga menampilkan lukisan kota bersejarah seperti Istanbul, Isfahan, Venesia, dan Jakarta. Misalnya, karya Old Jakarta oleh Irina Kulemina menangkap suasana Museum Fatahillah dengan langit abu-abu dan aktivitas masyarakat sekitar.
Kegiatan Tambahan di Indonesia Watercolor Summit
Selain pameran, IWCS 2025 menghadirkan workshop, sesi melukis bersama, dan kunjungan ke situs budaya serta artefak bersejarah di kedua kota. Tujuannya adalah mempertemukan seniman dan peserta dengan keragaman budaya Indonesia melalui seni, sekaligus menjadi platform dialog lintas bangsa.
IWCS sendiri merupakan platform seni yang didirikan pada 2020 oleh Silvia Zulaika, seorang pengusaha dan seniman yang berpengalaman dalam mengelola acara seni di Indonesia dan internasional.Dikutip dari liputan6.com