Tangerang: Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyambut positif kabar naiknya harga teh dunia hingga hampir 70 persen. Pasalnya, akan membawa angin segar bagi petani Tanah Air dan membuka peluang peningkatan ekspor komoditas perkebunan.
“Alhamdulillah, petani bahagia. Seperti kelapa juga harganya naik. Teh naik, insya Allah ekspor kita naik,” ujar Menteri Amran, Rabu (5/11/2025).
Amran menyatakan Indonesia hampir pasti akan menikmati keuntungan dari kenaikan harga teh global tersebut. Sebab, selain sebagai salah satu produsen teh terkemuka dunia, Indonesia juga memiliki berbagai komoditas perkebunan unggulan lain yang tengah naik daun di pasar dunia.
“Pasti, pasti dong dan kalau itu naik ke depan nanti, insyaAllah kita lihat dulu pasar dunia. Seperti kelapa, kelapa ini kan naik nih, dulu harga kelapa di Maluku Utara, kemarin kami kunjungan, harganya dulu itu hanya Rp600 per butir, sekarang Rp3.500 per butir, berarti hampir 600 persen kenaikan harganya per butir,” katanya.
Menurut Amran, kenaikan harga tersebut menjadi kabar menggembirakan bagi petani karena memberikan nilai tambah langsung bagi mereka. Permintaan global terhadap produk pertanian dan perkebunan asal Indonesia, seperti teh, kopi dan kelapa, terus meningkat seiring bergesernya tren konsumsi dunia.
Dia menegaskan kenaikan tajam ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dari sejumlah negara konsumen. Pemerintah akan terus mendorong hilirisasi dan peningkatan produktivitas teh nasional agar Indonesia dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga ini secara maksimal.
“Kita dorong nanti teh. Semua ini luar biasanya Indonesia, biar banyak produk-produk kita yang sulit diproduksi negara lain,” ucapnya.
Ia mencontohkan untuk komoditas kelapa saja, pemerintah saat ini tengah menjalankan program besar replanting dan penanaman baru yang telah mendapat dukungan anggaran dari Presiden Prabowo Subianto. “Kelapa, kita nomor satu dan tinggal kita naikkan produktivitasnya,” ujarnya.
“Sekarang kita replanting, kita tanam baru. Itu perintah Bapak Presiden, ada anggaran Rp9,95 triliun. Rp10 triliun lah, ini kita dorong semua.”
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Banan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menuturkan produksi teh nasional mengalami tren fluktuatif dalam satu dekade terakhir. Produksi teh Indonesia tercatat menurun dari 517,4 ribu ton pada 2012 menjadi 492 ribu ton pada 2023.
Sebagian besar teh Indonesia diekspor ke Malaysia, Rusia dan Amerika Serikat. Pada 2022, ekspor ke Malaysia mencapai 8.569 ton, ke Rusia 6.618 ton dan ke AS 3.258 ton.
Dominasi teh hitam masih menduduki porsi terbesar ekspor, yakni 88,8 persen dari total volume ekspor, karena rasanya yang kuat dan cocok untuk pasar Eropa serta Amerika Utara. Sementara itu, teh hijau Indonesia tetap memiliki pasar tersendiri di Asia karena kandungan antioksidan dan manfaat kesehatannya. sumber rri.co.id